Kepala raksasa telekomunikasi China, ZTE, tampaknya sekali lagi berada dalam masalah dengan pemerintah Amerika Serikat. Menurut laporan baru-baru ini dari NBC News, perusahaan itu sedang diselidiki untuk klaim suap.
Klaim baru muncul ketika masa percobaan ZTE sebelumnya telah mendekati pelanggaran hukum perdagangan internasional. Izinkan kami juga mengingatkan Anda bahwa perusahaan tersebut dinyatakan bersalah melanggar sanksi di Korea Utara dan Iran.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat tidak mengomentari klaim baru ini, tetapi ZTE sendiri mengeluarkan pernyataan singkat. Pernyataan itu mengatakan, “ZTE berkomitmen penuh untuk memenuhi kewajiban hukum dan kepatuhannya. Prioritas utama tim kepemimpinan perusahaan adalah menjadikan ZTE mitra bisnis tepercaya di pasar global, dan perusahaan bangga akan kemajuannya yang luar biasa. Di luar itu, tidak pantas bagi ZTE untuk membuat komentar lebih lanjut. ”
Pemilik berita, NBC News, tidak dapat menentukan batas-batas yang mengelilingi klaim suap baru ini. Namun, informasi sebelumnya menunjukkan bahwa ZTE mungkin telah memberi duta besar AS untuk Kenya komisi $ 5.000 per bulan. Suap ini sangat besar sehingga dapat mempengaruhi kontrak kontrak perusahaan untuk telepon rumah di negara tersebut.
Perusahaan memiliki pelacak hukum sebagai bagian dari banding pidana sebelum pelanggaran komersial. Audiens ini diharapkan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan dan melaporkan kegiatannya. Perlu dicatat bahwa tidak ada laporan yang dipertanyakan yang dapat diakses dan pemirsa menolak untuk membuat pernyataan apa pun ketika dihubungi untuk mendapatkan komentar tentang subjek tersebut.
Kita semua tahu bahwa perang dagang antara AS dan Cina ini bukanlah hal baru. Produk-produk Huawei dan ZTE, dua perusahaan yang berbasis di China, telah dilarang oleh Komisi Komunikasi Federal A.S., mengutip ancaman keamanan. Kami akan mengikuti dan melihat bagaimana ruang lingkup terperinci dari penyelidikan baru itu dan apa akibatnya dalam beberapa hari mendatang.
